Jakarta Dalam beberapa hari terakhir, kabar mengejutkan datang dari Santiago Bernabeu. Iker Bravo, kiper muda berbakat yang saat ini dipinjam dari Bayer Leverkusen, tidak akan melanjutkan kariernya bersama Real Madrid setelah masa peminjamannya berakhir pada akhir bulan ini.
Los Blancos memutuskan untuk tidak mengaktifkan klausul pembelian dalam perjanjian peminjaman mereka dengan juara Bundesliga tersebut. Bravo, yang baru berusia 19 tahun, telah menghabiskan dua musim terakhir di Real Madrid.
Meski demikian, kedua musim tersebut tidak memberikan hasil yang memuaskan. Musim 2023-24 dimulai dengan harapan tinggi bagi sang kiper muda, namun situasi berubah drastis di awal tahun ini ketika ia diturunkan dari tim Castilla ke tim U-19.
Penurunan tersebut terjadi setelah Bravo tidak diikutsertakan oleh pelatih tim Castilla, Raul Gonzalez. Meski demikian, Bravo menunjukkan perkembangan pesat di tim U-19 dan membangun hubungan yang baik dengan pelatih kepala, Alvaro Arbeloa.
Potensi Besar
Sang remaja bahkan menyatakan keyakinannya bahwa Arbeloa memiliki potensi besar untuk menjadi manajer Real Madrid di masa depan.
“Arbeloa tahu banyak hal tentang sepak bola. Untuk membuat Anda mengerti dan tanpa perbandingan, ia sedikit mirip dengan Guardiola, dalam arti menjadi ‘orang gila’ sepak bola. Ia memahami taktik dengan sangat baik, tahu bagaimana cara menekan dan mencari cara untuk menyerang tergantung bagaimana lawan bermain,” ujar Bravo kepada Marca.
“Di atas segalanya, kecerdasan emosional untuk mengetahui bagaimana mengelola pemain, ruang ganti seperti tim utama akan membawanya menuju kesempurnaan. Dan dia juga mengenal klub dengan sangat baik. Saat ini Ancelotti bekerja dengan sangat baik, tetapi dalam beberapa tahun saya melihat dia akan berada di tim utama.”
Berkembang
Penghargaan tinggi diberikan Bravo kepada Arbeloa, yang dianggapnya sangat berpengaruh dalam perkembangan pribadinya.
“Saya ingin berterima kasih kepada Arbeloa dengan huruf besar untuk semua yang telah ia lakukan untuk saya. Dia tidak mengajarkan saya cara menembak, tetapi dia mengajarkan saya cara mengatasi rasa frustrasi, cara mengendalikan diri di ruang ganti atau cara bersikap,” lanjut Bravo.
Di sisi lain, Arbeloa dinilai sangat tinggi di Real Madrid. Banyak pihak percaya bahwa ia memiliki peluang realistis untuk menjadi manajer tim utama di masa depan. Namun, kesempatan tersebut mungkin tidak akan datang segera setelah Ancelotti mundur.